Saya sering menyaksikan orang berbicara dengan penuh pesona, membangkitkan gairah heroism, memberi harapan, menjabarkan konsep dengan apik, atau bahkan merangkai rayuan yg menyejukkan sanubari insani. Namun, hanya sebatas itu saja. Ketika sampai pada tahap merealisasikan menjadi dungu, berpikir, "siapa yg harus disalahkan!", dan bertindak mencari kambing hitam, untuk berdalih! character Ini sudah menjadi ciri khas di bumi pertiwi, dimana; "tongkat dan batu menjadi tanaman."
|
Takut |
Berdasarkan analisa, penyebab hal tsb. adalah rasa takut yg sudah sangat melekat-kental! Rasa takut membuat Anda merasa cemas, mudah tersinggung, tidak mau dikritik, temper (emosi labil), stress, putus asa, menjadi orang lain, dan yg paling menyedihkan adalah tidak menemukan kebahagiaan! Apabila kita mau mengasah keberanian dan memupuk percaya diri berkelanjutan, maka dunia baru yg tidak pernah terbayangkan sebelumnya telah membuka pintu untuk merealisasikan mimpi-mimpi Anda menjadi kenyataan!
Ada beberapa factors penyebab rasa takut yg membuat kita tidak berani bertindak, yaitu:
- Pengkondisian. Pola pendidikan yg bersifat dogmatic, menggunakan cara one-way communications (komunikasi searah), menyebabkan dua type rasa takut, yaitu: a). Takut gagal/salah. b). Takut ditolak. Pengkondisian dilakukan oleh orang-orang terdekat di masa kanak-kanak s/d remaja, dan hal ini sangat mempengaruhi perkembangan mental. Sasaran pengkondisian tidak lain adalah kepatuhan mutlak.
- Kebodohan. Hal ini lebih disebabkan oleh keterbatasan informasi, sehingga kita cenderung merasa tidak nyaman akan hasil tindakan. Keterbatasan informasi menyebabkan kita takut berubah, takut mencoba sesuatu yg baru, sehingga membuat benteng pertahanan (comfort zone) untuk melindungi diri. Akan berbeda hasilnya apabila kita mengumpulkan informasi seluas-luasnya, kemudian kita mengetahui dampak yg akan ditimbulkan atas suatu tindakan, dan muncul rasa takut. Proses seperti ini adalah normal. Rasa takut yg normal membuat kita berani bicara karena mampu merealisasikan dalam bentuk tindakan nyata.
- Sakit/lelah. Orang yg sedang sakit atau kelelahan cenderung mempunyai rasa takut lebih dari biasanya. Namun, rasa takut seperti ini bersifat sementara. Apabila tubuh kembali normal maka rasa takut menjadi menurun/sirna.
Untuk mengatasi rasa takut, orang cenderung mengalihkan dlm bentuk lain. Hal ini adalah tindakan sia-sia karena akan selalu membayangi, dan pada akhirnya hidup dalam ketergantungan absolute. Untuk mengatasi rasa takut adalah dengan therapy. Namun Anda dapat melakukannya sendiri dengan catatan, mempunyai kemauan keras dan disiplin diri yg tinggi. Anda bisa memulai dengan melakukan proses, sbb.:
- Buat daftar rasa takut Anda, untuk menjawab pertanyaan, "Saya takut apa?"
- Identifikasi, kemudian diberi skala urutan dari daftar rasa takut, dari yg terbesar hingga terkecil.
- Buat sasaran yg ingin di capai dengan kerangka waktu yg jelas, contoh: Saya paling tidak berani diajak berdiskusi, maka saya membuat peryataan pribadi dan menuliskan ke secarik kertas dalam bentuk kalimat, "Saya menjadi berani berdiskusi pada bulan Desember 2010 mendatang."
Setelah menetapkan sasaran perubahan diatas, Anda belajar membuat suatu kebiasaan baru, yaitu:
- Membiasakan diri untuk berani memulai sesuatu yg baru.
- Membiasakan diri untuk berani memulai bukan dimulai.
- Membiasakan diri untuk berani menolak kembali ke kebiasaan lama.
- Membiasakan diri untuk berani consistent dan persistent ke sasaran yg ingin dicapai.
- Membiasakan diri untuk berani menaklukan rasa takut pada diri Anda sendiri.
Jika Anda berhasil tampil menjadi orang yg memiliki keberanian dan percaya diri, maka Anda berhasil menjadi makhluk merdeka, dan akan menyadari bahwa sesungguhnya dibalik rasa takut tersimpan peluang sukses yg sangat besar. Sukses untuk Anda!
PS: tulisan diatas, copy & paste dari note saya di facebook.
-------------------
1. Rahasia Satrio Piningit.
2. Ratu Adil Mentas.
3. Behavioral Science.