Politik Ternak Sapi |
Saya menganalogikan secuil cerita diatas dgn keadaan Indonesia 10 tahun belakangan ini, tak ubahnya dgn maksud Pak Joyo beternak sapi. Orang-orang “bersih” berkeliaran di zamrud khatulistiwa, bukannya diselidiki bersihnya, malah mulus jalannya. Sebagai contoh: ada yg melejit menjadi terkenal, mendapatkan posisi basah dgn mudah, kaya mendadak tanpa bersusah-payah, dll. Saya coba mendalami
semua kejanggalan-kejanggalan situasi ini, namun tidak mendapatkan suatu kesimpulan apapun.
Belakangan hari ini kita sering dipertontonkan dgn berbagai tindakan penguasa-penguasa negeri, menunjukkan keseriusan dalam memberantas berbagai penyimpangan/pelanggaran /korupsi! Apa pula ini..(?) Saya menjadi curiga dan berpikir keras.! Ada sesuatu yang menggelitik sanubari, kenapa keseriusan para penguasa tertuju kepada orang-orang yang pada awalnya dinina-bobokkan dengan berbagai kemudahan atau fasilitas sehingga menjadi sosok yang bersih…(!)
Saya kembali ke cerita Pak Joyo diatas, ketika saya tanya: “Sapi-sapi di pasar Wirobrajan trus mau diapakan Pa’de..?” Dia jawab rada mangkel: “Ya disembelih pak..! Dagingnya dijual..” Saya akhirnya mendapatkan benang merah dan menyimpulkan, bahwa orang-orang dengan ciri-ciri seperti yg saya ceritakan diatas memang sengaja dipelihara/dirawat! Jika keadaan mendesak, maka 'disembelih' guna menyelamatkan kursi kekuasaan..! Kasus-kasus yg mencuat akhir-akhir ini, saya pikir mempunyai motif yg sama, demi untuk melindungi/menyelamatkan kepentingan yg lebih besar.. (?)
Apakah menurut Anda politik kekuasaan model diatas kejam?.. Saya melihat hal ini pantas, tidak ada yang 'gratis' di dunia ini. Masing-masing kita diberi 'free choice' (kebebasan memilih), dan bertanggung jawab atas apa yang kita pilih, C'est la vie! (itulah kehidupan!)....!!
No comments:
Post a Comment
Tulis pendapat dan komentar di bawah ini :)