"Mau nyambangi, pak?"
Quechua 30 Multi backpack. |
Seperti umumnya terminal-terminal bus, begitulah suansa terminal bus Cicaheum-Bandung. Sambil menunggu keberangkatan bus PO Budiman (jam 12:30 wib), penjaja 'cemilan' (makanan
ringan) hilir mudik menawarkan dagangannya di dalam bus, termasuk ke saya. Setiap datang menghampiri, saya memberi isyarat dengan menggerakan jari tangan tanda 'tidak' secara otomatis. Saya katakan otomatis karena tak henti-hentinya penjaja yang sama kembali dan kembali lagi menawarkan dagangannya.
Tak lama kemudian penjaja makanan bertambah satu lagi, naik ke dalam bus. Wajah orang tersebut tampak keras, otot-otot wajahnya menandakan kekerasannya, namun air muka tampak bening dan terkesan polos. Ia membawa barang dagangan tapi anehnya tidak menjajakan, melainkan langsung menghampiri saya dengan langkah mantap.
Penjaja: "Mau nyambangi, pak?"
Agak jengah dan bingung mendengar pertanyaan agak asing di kuping, apalagi nada suraranya membuat penumpang-penumpang lain ikut memandangi saya. "Apa-apaan ini?", dalam hati bertanya.
Saya jawab dengan nada hangat: "Saya mau ke tempat selancar di Batu Karas, pak."
Si penjaja membalas dengan senyuman: "Semoga lancar."
Penjaja tersebut langsung ngeloyor turun bus. Saya berpikir, "Selancar .... lancar... (?) Kata-kata yang cukup menggelitik !.." Sambil menghela nafas lalu terdengar suara hati menenangkan: "Biarkan kata-kata itu berlalu lepas."
(Bersambung)
No comments:
Post a Comment
Tulis pendapat dan komentar di bawah ini :)