Jun 10, 2012

NYEPI KE BANDUNG (1 of 2)

Apa kabar Anda hari ini?

Di hari berlangsungnya Venus Transit (Rabu, 6 Juni 2012), saya ikut-ikutan transit "abidin" (atas biaya dinas) ke Bandung. Setelah urusan kerjaan selesai, selanjutnya mengunjungi Cangklonger Bandung, Agoes Djohn,.. Ya, kang Agoes saya pilih dalam acara turun gunung kali ini, kenapa?

Sesuai Motto Persaudaraan Semesta, "Jauh lebih penting menyelamatkan kemanusiaan, alih-alih manusianya.," Yang Maha Pencipta telah menyodorkan pilihan untuk menemuinya. Kami belum pernah bertemu muka, selain di Persaudaraan Semesta dan CANGKLONGER. Agoes Djohn sosok yang memiliki integritas, tidak bicara kemanusiaan, akan tetapi dengan perbuatannya.


Sehari-hari kang Agoes adalah pengrajin tas, jaket, rompi & accesoris terbuat dari bahan kulit (home made). Disamping itu ia adalah relawan rescue (SAR-DAMKAR) kota Bandung!

Saya minta dijemput di depan Toko Kopi Aroma, Jl. Banceuy 51. Kesan pertama adalah bahasa tubuhnya, menandakan masa muda tergolong kalangan berkecukupan, sedangkan kerutan di wajah menandakan kegetiran yang harus dilalui dalam menjalani kehidupan, yang kadang di luar batas kemampuan.

Kami langsung menuju ke "Teko Café" di Dago. Saya takjub, sebab suasana café sangat cocok untuk NYEPI, eksotik, dan cozy banget!..

Teko Café, 6 Juni 2012,  4:34:39 PM

NYEPI dalam konteks CANGKLONGER adalah ritual nyangklong untuk memeroleh suasana hati yang bahagia. Itu sebabnya diberi nama NYEPI, singkatan dari, "nyangklong hepi". Beberapa persyaratan harus terpenuhi, diantaranya: tempat yang cukup terbuka, suasana alami, dan pembicaraan lebih ke nitty-gritty (wujud spiritual).

Sambil menghirup hangatnya black coffee, sayup-sayup terdengar suara merdu dari sound system café, "I'm going through changes.. I wish I can go back.. And change these years.." (Black Sabbath-Changes). Bisikan hati menyapa lembut, "Hmm.. sesuai gambaran mental, toh?," dan saya iyakan, "Ya, sesuai koq." Tiba-tiba suara gemuruh halilintar menggelegar disusul hujan turun membasahi tempat kami NYEPI.

Tiba-tiba kang Agoes mengalihkan pembicaraan, "Om, anak-anak menunggu di rumah. Tadi rencananya langsung ke rumah dulu.. anak-anak mau nyambut dengan menunjukkan kebolehan memainkan piano dan biola." Saya lirik jam ternyata sudah lewat dari pukul 9 malam, "Ayo kita jemput, sekalian ajak makan malam!"

Kami jemput Mustika dan Habibbah ke rumah dalam situasi hujan. Kang Agoes sudah mempersiapkan agenda menjamu makan di warung sate kambing Leman's, Jl. Buah Batu No. 116 A, Bandung.

Makan Sate Kambing Leman's,  6 Juni 2012, 9:49:56 PM

Suara berisik masakan panas menyusul, sate kambing disajikan dalam pinggan hot-plate, sepertinya sedap nih?.. Gigitan pertama langsung membuat mata saya berbinar.. empuk sekali!!... mengalahkan keempukan sate kambing langganan saya di kota Tegal dan Batang, Jawa Tengah, hufftt.. kalau tahu sudah dari dulu ke sini. Selain keempukan, ada tolok ukur lain, yaitu apakah amis kambing masih nempel atau tidak?, dan sate kambing langganan kang Agoes ini sudah menjawab kedua kriteria tersebut. Saya langsung jatuh hati dengan Leman's!

Di perjalanan pulang sempat terjadi dialog di dalam mobil sedan yang dikemudikan oleh kang Agoes, dan membuat kita semua tertawa renyah. Bibbah anak yang kecil, "Bibbah sangka om Adier badannya gemuk, eh .. enggak tahunya kurus." Sekedar Anda ketahui, saya dan kang Agoes sama-sama size 'lidi" (berbadan kurus), tapi yang penting kan sehat jasmani-rohani, betul?

Setibanya di rumah, kami berdua melanjutkan pembicaraan sampai dini hari. Jam 5 pagi saya pamit tidur. (bersambung ke NYEPI KE BANDUNG (2#2)


Sekarang giliran Anda mengomentari, terima kasih.





No comments:

Post a Comment

Tulis pendapat dan komentar di bawah ini :)