Jun 18, 2012

NYEPI KE BANDUNG (2 of 2)

"Adier, you're a 'one shot' from nothing."
Saya bangun jam 8:30 wib pagi (7 Juni 2012), dan langsung panik!.. "Waduh,.. kenapa tidak beli air mineral dari kemarin?" Kebiasaan bangun tidur langsung minum air putih. Mau ambil sendiri rasanya sungkan, sebab rumah masih sepi. Anak-anak ke sekolah, sementara kang Agoes masih tidur. Akhirnya saya memberanikan diri ke dapur ambil gelas. Bunyi suara air mengucur dari dispenser membuat kang Agoes terbangun.

Kami melanjutkan obrolan, kali ini tentang lika-liku relawan SAR (search and rescue). Laksana heroes (para relawan), berjuang menolong sesama manusia demi kemanusiaan, dan menjadi pihak pertama yang sangat diandalkan jika terjadi bencana. Lantas bagaimana dengan kehidupan mereka sendiri? Apakah ada yang peduli?


Para heroes ini adalah juga manusia biasa yang mempunyai "kegetiran yang harus dilalui dalam menjalani kehidupan, yang kadang di luar batas kemampuan". Saya koq tidak yakin 'idelalisme' akan mampu bertahan jika tidak ada balasan yang setimbang? Jika mereka tetap bertahan, sama halnya dengan egois (mementingkan diri sendiri), karena mereka punya tanggung jawab utama yaitu menafkahi keluarga. Saya berharap jangan sampai terjadi, "Siap siaga menolong orang, tapi tidak siap menolong dirinya sendiri."

Itu sebabnya Motto Persaudaraan Semesta, "Jauh lebih penting menyelamatkan kemanusiaan, alih-alih manusianya,"menjadi sangat penting!

Saya beserta anak-anak Agoes Djohn

Pulang sekolah, Mustika dan Habibbah memenuhi janji yang tertunda, yaitu menunjukkan kebolehan memainkan piano dan biola. Habibbah memainkan alat musik biola, cukup lincah untuk ukuran anak umur 11 tahun, dan mengesankan.

Giliran jari-jemari Tika (nama panggilan Mustika) menari di tuts piano, ia memilih Cavatina - Richard Clayderman, dan saya terhenyak!.. "Kenapa pilih lagu ini?," hati saya bertanya, galau... Bagi saya iramanya menceritakan 'kemanusiaan yang dirampas oleh manusianya sendiri', menyayat!

Tika tampak hanyut, tubuhnya ke kiri dan ke kanan bak metronome. Hati saya berbisik lembut, "Hmm.. jiwanya sedang berbicara, bukan Tika." Setelah usai, saya berkata, "Lagu itu kata hati Tika?" Tika membalas dengan anggukkan (?)

Sepanjang perjalanan menuju Jakarta hingga ke esok harinya saya tetap penasaran dengan musik yang dimainkan oleh Tika, sebab menguak masa lalu yang samar-samar... Ya.. lagu itu adalah OST film The Deer Hunter,  diperankan oleh aktor Robert De Niro & Christopher Walken, dan menyayat kemanusiaan.. Russian Roulette ! 

Kembali suara hati saya berbisik lembut, "Adier, you're a 'one shot' from nothing."

Sekarang giliran Anda mengomentari, terima kasih.



No comments:

Post a Comment

Tulis pendapat dan komentar di bawah ini :)