Dec 14, 2010

TIME PARALLEL ☛ NAN BERTEPI (4 # 4)

Time Parallel
Sejak tahun lalu, teman-teman sering menerka-nerka makna dari, "Maharaja Nan Bertepi - Tak Berujung". Dari argumentasi yg logis, rasional, sampai pada pemikiran hubungan intim (hiks.. hiks..). Saat ini tibalah waktunya untuk menjelaskan, itupun setelah saya dilanda 'muneg-muneg' aneh selama seminggu belakangan. Mudah-mudahan dengan mengungkapkan hal ini maka symptom tersebut sirna.. semoga.. (?)

Gelar iseng "Maharaja Nan Bertepi - Tak Berujung" sebenarnya filosofis, sama halnya dengan gelar iseng "Bengkok-bengkok tapi lurus" (hiks.. hiks..). Tak berujung sudah saya jelaskan di bagian ketiga,Nan Bertepi kita umpamakan dengan sebuah piring. Coba Anda gunakan telunjuk untuk menentukan titik tengah piring, kemudian geser telunjuk ke tepian piring... ada tepian?... Nah, ditepian piring tersebut, telunjuk Anda digerakkan sepanjang tepian piring. Pertanyaannya: "Apakah Anda menemukan ujung piring?" Anda akan menemukan fakta bahwa piring tersebut bertepi namun tak berujung.... Begitu pula prinsip kerja time parallel.... Jreng.. jreng...!

Carl Sagan dan Stephen Hawking, pakar bidang Astronomy & Space Science, mengatakan:  “Kita menggunakan waktu untuk mengukur kecepatan suatu arus.  Bagaimana kita dapat menggunakan waktu untuk mengukur waktu?  Kita masih sulit menjawabnya, kita sendiri adalah time travel menuju masa depan.”
Bepergian menuju masa yang akan datang hanya menunggu waktu saja dimana jika kita dapat menciptakan alat transportasi (Time Traveller) dengan kecepatan Quantum Leap (lompatan kuantum).  Yang menjadi kendala adalah jika kita bepergian dengan time traveller tersebut menuju masa lampau.

Dalam buku Rahasia Satrio Piningit maupun sewaktu presentasi dihadapan pakar-pakar quantum physic-astronomy, saya menyatakan bahwa sangat tidak mungkin berkunjung ke masa lampau, apabila masih terikat kepada kecepatan untuk lepas dari ikatan waktu, apabila berpatokan pada kecepatan cahaya. Patokan mereka adalah teori Albert Einstein, E = m C2. Dimana, C adalah kecepatan cahaya. Saya katakan, untuk bisa berkunjung ke masa depan maupun lampau terjadi apabila waktu = nol (t = 0). Sebab, Kecepatan = jarak dibagi waktu (V = S/t). Nah, bila t = 0 maka hasilnya.. Anda tahu?.... infinite (∞).... alias tak berujung.. jreng... jreng...!

Sekarang bagaimana agar dapat melakukan Déjà visité, dan membawa Anda yg terpisah dengan ruang? Terus terang, sampai saat ini belum ada yg bisa! Namun ada alternative jitu untuk itu, "ibarat kuda berlari kencang di hadapan, alangkah bodohnya bila kita hadang. Apa tidak baiknya bila kita naik ke pohon, begitu lewat maka kita lompat ke punggung kuda, tinggal kita arahkan sang kuda ke tujuan." Begitu pula trick yg saya lakukan dalam rangka mengajak Anda traveling dengan waktu, dan di kemudian hari Anda akan merasakan Déjà vu..!!

Realisasinya adalah dengan mengajak 'ruang dan waktu' berkomunikasi. Lho koq?.. Anda perlu ketahui bahwa, sesungguhnya tidak ada 'benda mati' di alam semesta tak berhingga, karena semua yg diciptakan adalah makhluk bergerak, dan makhluk adalah bongkahan energy (cinta terminology saya?). Sebagai bukti, Werner Heisenberg, pakar quantum mechanic (saat ini mengalahkan kepopuleran Einstein), melihat benda mati, pada pecahan sub atom (lebih kecil dari atom), ternyata bergerak dengan kecepatan quantum (sangat cepat). Saking sepatnya, manusia melihatnya diam. Kebalikannya, sub atom melihat gerakan manusia sangat lamban... paradox bukan? Adalah sangat beralasan apabila orang kita zaman dahulu menyatakan: batu giok, merah delima, kecubung, dll. dikatakan mempengaruhi si pemakai, karena sesungguhnya batu-batuan tersebut adalah makhluk hidup..... Jreng... jreng..!

Sekarang tinggal bagaimana kita ngakali 'ruang dan waktu' agar mau memilin dirinya sendiri, sehingga kita bisa traveling? Anda tentu masih ingat, "mengakali kuda berlari kencang" diatas. Yang saya lakukan adalah berkomunikasi dengan makhluk tersebut. Kemudian saya mengajak Anda melalui benda (mati), berupa perangkat computer. Kemampuan berkomunikasi dengan benda mati inilah yg oleh pakar-pakar dikatakan special ability atau godsend, dan dimiliki oleh segelintir orang dengan kriteria langka, yaitu: paradox syndrome dan  Déjà visité— L’esprit de l’escalier.  Atas presentasi yg sederhana diatas, membuat kedua buku saya masuk dalam katalog beberapa universitas terkenal dunia. Bagaimana, kisah ini menarik perhatian Anda? ... (gak pake jreng.. jreng...)

Terima kasih.

No comments:

Post a Comment

Tulis pendapat dan komentar di bawah ini :)